Ini pertama kalinya saya menulis review dan sesuai judul diatas yang akan saya review adalah drama korea Start-Up, meskipun drama ini sudah selesai beberapa hari yang lalu saya masih merasa tertantang untuk menulis review karena dari awal saat teaser drama ini tayang saya sudah menyukainya ditambah lagi saat dramanya sudah tayang kita semua tau kalau drama ini jadi perbincangan netizen sampai hampir disemua media sosial selalu ada pembahasan tentang drama Start-Up dan salah satu yang paling heboh adalah lebih banyak pendukung second lead Han Ji Pyeong dibanding first lead Nam Do San. Saya sendiri bukan pendukung karakter manapun karena kita semua tau pada akhirnya first lead yang akan jadi pemenangnya.

Saya sangat tertarik dengan cerita yang diangkat di drama ini, menurut saya cerita tentang anak muda yang berusaha mengejar mimpinya sangat relate dengan kehidupan sehari-hari dimana banyak anak muda yang sedang mengalami hal yang sama ditambah lagi banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari drama Start-Up.

1. Karakter

Karakter pertama ada So Dal Mi yang pekerja keras meskipun hanya lulusan SMA tapi dia berani mengejar mimpinya. Dal Mi juga sosok yang mau belajar dan bisa menerima kritikan. Kemudian ada Nam Do San yang pintar tapi polos dan minderan, namun keinginannya untuk sukses juga besar. Nam Do San punya hati yang baik dan tulus bahkan dia dijuluki Buddha hidup. 

Karekter lainnya ada Han Ji Pyoeng dengan panggilan Anak Baik. Han Ji Pyeong ini tipe orang yang jujur dan mengatakan sesuatu apa adanya meskipun menyakitkan, tapi sebenarnya niatnya baik, dia memberikan kritik demi kebaikan orang lain tidak melakukan kesalahan. Lalu ada In Jae dengan karakternya yang dingin dan tenang, dia juga tipe yang mandiri dan bahkan berani menantang ayah tirinya sendiri serta membuktikan bahwa dia bisa sukses dengan usahanya sendiri. Karakter terakhir adalah neneknya Dal Mi yang kebaikannya sudah tidak diragukan lagi, menolong Han Ji Pyeong muda, penyayang yang selalu berusaha membuat Dal Mi tetap bahagia bahkan menerima kembali menantunya yang sudah meninggalkan anaknya.

2. Cerita

Cerita dalam drama ini bukan hanya sekedar menceritakan tentang hubungan romansa tapi juga menceritakan tentang seluk beluk dunia bisnis dengan berbagai permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan rintisan seperti Samsan Tech. Salah satu masalah yang paling menonjol dalam cerita adalah saat pembagian saham yang membuat trio San berkelahi. 

Hal menarik lainnya dari drama Start-Up adalah kita bahkan bisa dapat pelajaran dari setiap judul episodenya yang  selalu ada penjelasan singkat, contohnya istilah Key Man, Burn Rate, dan istilah lainnya yang bagi saya sendiri itu adalah istilah yang asing namun setelah menonton drama ini saya jadi tau.

Dari kisah percintaannya sendiri kita sudah tau yang akan memenangkan hati So Dal Mi adalah Nam Do San. Kenapa Nam Do San bisa mengalahkan kekuatan surat dan kebaikan dari Han Ji Pyeong, menurut saya karena Do San selalu bersama Dal Mi, mereka berjuang bersama demi Samsan Tech dan apa yang mereka perjuangkan adalah NoonGil yang dibuat Do San demi neneknya Dal Mi. Dan diakhir  cerita neneknya Dal Mi sangat berterima kasih bahkan merasa berutang budi dengan Nam Do San.

3. Pelajaran Hidup

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari drama ini  seperti dari karakter So Dal Mi yang memiliki tekad yang kuat untuk membuktikaan bahwa dia bisa mewujudkan impiannya dan menjadi sukses. Selain itu dari sini kita juga bisa belajar bahwa untuk menjadi orang sukses kita harus kuat dan tahan dengan berbagai keadaan, berani keluar dari zona nyaman, sanggup menerima kritikan agar bisa lebih berkembang dan mau memperbaiki kesalahan.

Pelajaran lainnya yang bisa kita  ambil adalah jangan meremehkan orang lain haya karena pendidikannya tidak tinggi sebab kita tidak tau potensi apa yang dimiliki orang lain dan sebagai manusia biasa tentunya setiap orang memeiliki kekurangan dan kelebihan seperti Nam Do San yang pintar tapi tidak memiliki potensi untuk menjadi CEO sementara Dal Mi hanya luluasan sekolah menengah atas justru memilki potensi itu. Pelajaran terakhir yang mungkin kebanyakan penonton tidak sadar adalah dari karakter Kim Yeong San, dia berani minta maaf dan mengakui kesalahannya dimasa lalu.

Masih banyak pelajaran yang bisa kita ambil namun saya hanya menuliskan sebatas ini karena kalau kamu sudah nonton pasti tau dan yang belum nonton silahkan cari waktu karena drama satu ini sangat saya direkomendasikan untuk ditonton.

 

Keramaian cenderung disenangi oleh banyak orang. Sesimpel berkumpul dengan teman-teman, bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru atau seperti fenomena yang sedang terjadi saat ini, keramaian di dunia maya dimana semua orang dari berbagai belahan dunia bisa dipertemukan di satu tempat yaitu media sosial.

Ketika kita berada di tengah keramaian atau selalu dikelilingi orang lain kita akan cenderung mengikuti apa yang mereka lakukan entah tujuannya agar terlihat sama seperti mereka atau untuk mendapatkan pengakuan. Coba perhatikan di media sosial, orang-orang seringkali saling mencontoh perilaku satu sama lain. Apa yang sedang ramai orang lakukan yang lainnya juga berusaha mengikuti apa yang mereka lihat. Kita menjadi terbiasa mencontoh apa yang orang lain lakukan sehingga tanpa sadar kita kehilangan diri kita sendiri. Ini dia dampak yang akan terjadi pada dirimu jika kamu terlalu lama berada ditengah keramaian.

Tidak Mengenali Diri Sendiri

Jika kamu berada ditengah keramaian dan selalu berusaha agar terlihat sama dengan orang disekitarmu serta mengikuti apa yang mereka lakukan, kemungkinan besar kamu tidak bisa mengenali dirimu sendiri. Kamu tidak benar-benar tau apa yang ingin kamu lakukan sehingga kamu hanya menjadi seorang pengikut. Orang yang mengenali dirinya sendiri tidak akan mudah mengikuti orang lain, mereka tau apa yang mereka lakukan, mereka memiliki tujuan dan tidak takut untuk menciptakan jalannnya sendiri. Mereka adalah orang-orang dengan kepribadian yang otentik.

Kehilangan Jati Diri

Hal yang juga berbahaya jika kamu terlalu sering berada ditengah keramaian yaitu kamu kehilangan jati dirimu yang sesungguhnya. Membaur dengan orang lain serta berusaha menjadi bagian dari mereka bisa saja membuatmu menjadi pribadi yang berbeda. Kamu sering melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan kata hatimu karena terpengaruh dari orang-orang yang berada disekitarmu. Kamu tak lagi mengerjakan hal-hal yang kamu sukai sebaliknya kamu mengerjakan sesuatu hanya agar disukai oleh orang lain. Jika kamu menjadi pribadi yang berbeda ketika bersama orang lain mungkin kamu sudah kehilangan sebagian jati dirimu sendiri.

Menjalin hubungan dengan banyak orang kemudian sering menghabiskan waktu bersama mereka adalah hal yang kita butuhkan sebagai makhluk sosial namun ada kalanya kita harus menepi sejenak dari keramaian, hingar bingar pertemanan dan hubungan sosial lainnya. Beri waktu untuk  dirimu sendiri, mengenalinya lebih jauh, memahaminya secara mendalam, agar jati dirimu yang selama ini hilang bisa kembali terlihat dengan jelas.

 

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata kesepian? Kebanyakan orang pasti akan merasa ketakutan jika mendengarnya. Kesepian menjadi semacam momok, hal yang negatif dan sebisa mungkin harus dihindari. Namun yang jarang kita sadari adalah kadang kita butuh berteman dengan kesepian bahkan ada saatnya satu-satunya teman terbaik adalah kesepian itu sendiri.

“We are all born alone and die alone. The loneliness is definitely part of the journey of life” – Jenova Chen

Semakin dewasa akan banyak hal yang mulai berubah. Banyak hal yang tak lagi sama dan satu hal yang perubahannya sangat terasa adalah hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Seringkali pilihan yang kita ambil akan ditentang oleh keluarga. Jalan hidup yang kita pilih tidak sama dengan jalan hidup yang diplih oleh teman-teman terdekat sehingga mau tidak mau kita harus menapaki jalan sendirian dan momen seperti inilah yang membuat kita akan merasa kesepian.

Kesendirian adalah kenyataan yang harus kamu hadapi seiring bertumbuh sebab ada saatnya teman yang dulunya begitu cocok dengan kita kini tak lagi cocok. Jika dulu mereka selalu ada dan menemanimu kini tak lagi sama. Perlahan perbedaan mulai terasa lalu menciptakan jarak diantara kalian. Kau memilih jalanmu sendiri begitupun dengan teman-teman terdekatmu, mereka memilih jalannya sendiri.

Perubahan adalah hal yang tidak bisa kita hindari, kita hanya perlu menyikapinya dengan bijak. Cara terbaik untuk menyikapinya adalah dengan berdamai dengan kesendirian, menerima perasaan kesepian yang kamu rasakan lalu berteman baik dengannya sebab tidak ada yang salah dengan kesendirian karena meskipun kamu sendiri setidaknya kamu berada dijalan yang benar. Jalan yang  akan membawa langkahmu mendekati tujuanmu.

YouTube menjadi salah satu platform yang paling digandrungi oleh masyarakat saat ini. Bagaimana tidak, hanya dengan satu platform kita bisa menemukan video apa saja entah video hiburan, tutorial sampai dengan video yang mengedukasi. Kalau kamu ingin menambah pengetahuan berikut ini 3 channel YouTube yang menyediakan konten edukasi yang wajib kamu tonton.

1.       Satu Persen.

Channel satu persen memiliki konten yang edukatif dengan topik pembahasan seputar psikologi bahkan sampai dangan filsafat. Selain itu Satu Persen juga memiliki konten berupa tips pengembangan diri sehingga sangat cocok untuk anak muda yang sering dihadapkan dengan masalah sehari-hari. Bagi kamu yang sering bingung bahkan sampai stres dengan masalah yang kamu hadapi, channel Satu Persen wajib untuk kamu tonton. 

2.       Kok Bisa?

Channel  yang satu ini pembahasannya tidak kalah beragam mulai dari pembahasan tentang dasar laut hingga luar angkasa semua bisa kamu temukan disini. Saya suka dengan konten Kok Bisa karena durasi videonya rata-rata pendek hanya sekitar 3-5 menit dengan motion grapich yang menarik sehingga tidak membosankan. Hanya dengan menonton video berdurasi pendek kita sudah bisa menambah pengetahuan.

3.       TED

Channel TED kebanyakan menggunakan bahasa inggris tapi biasanya tersedia terjemahan bahasa indonesia. Channel TED  menyediakan konten berupa pembicara yang terkenal dengan kesuksesannya seperti Bill Gates dan topik pembahasannya pun variatif dan menginspirasi. Selain TED masih ada channel serupa seperti TEDx Talks atau TED-Ed, semua menyediakan konten yang sangat bermanfaat.

Tentunya masih banyak channel  YouTube lainnya yang memberikan konten edukasi yang menambah ilmu dan pengetahuan. Dengan adanya teknologi kita bisa belajar tentang banyak hal dari mana saja dan dengan akses yang sangat mudah. Jangan sia-saiakan kemudahan itu hanya untuk melakukan hal yang tidak memeberikan manfaat untuk dirimu sendiri.

 

Kalau kamu suka membaca atau menonton video dengan tema self improvment pasti kamu tidak asing dengan kata distraksi. Kata distraksi biasanya muncul dalam artikel atau video yang membahas tentang produktivitas dan sudah tentu distraksi dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Dulu saya juga percaya bahwa distraksi adalah musuh yang harus diberantas, tapi kemudian saya sadar bahwa distraksi ternyata tidak seburuk itu karena kadang kita justru membutuhkannya. Lalu apa yang membuat kita butuh distraksi?

Distraksi biasanya dianggap tidak baik karena bisa menghambat produktivitas. Saat melakukan suatu pekerjaan tentunya kita membutuhkan fokus untuk hasil yang maksimal, namun yang sering terjadi  adalah perhatian kita sering terdistraksi dengan hal-hal lain apalagi jika kita sedang merasa bosan dengan pekerjaan yang sedang kita lakukan. Namun tidak semua distraksi harus kita anggap buruk sebab akan ada situasi dimana kita membutuhkan distraksi.

Ada saatnya kita akan menyadari kebiasaan buruk yang kita miliki dan ingin meninggalkan kebiasaan itu agar menjadi lebih baik. Misalnya kamu kecanduan sosial media atau nonton serial dan karena kamu tau itu berdampak buruk bagi dirimu sendiri kamu mulai berusaha meninggalkan kebiasaan itu tapi ternyata tidak mudah dan memang pada dasarnya tidak mudah karena selalu ada dorongan dalam dirimu yang menginginkan untuk kembali melakukan hal-hal yang membuatmu kecanduan. Disaat seperti inilah kita membutuhkan distraksi.

Ketika dorongan untuk melakukan hal-hal yang ingin kita tinggalkan mulai kembali datang coba alihkan perhatianmu ke hal-hal lain. Ketika kamu mulai ingin membuka media sosial alih-alih melakukannya kamu bisa mendistraksi dirimu sendiri dengan membaca buku atau artikel di media online. Ketika kamu lagi-lagi ingin menonton serial atau drama baru alih-alih melakukannya kamu bisa menonton video berdurasi pendek di youtube yang bisa menambah pengetahuanmu, ingat video yang menambah pengetahuan bukan video prank atau semacamnya. Distraksi semacam ini tentu bisa dijadikan salah satu jalan keluar dari masalah yang sedang kita hadapi seperti kecanduan media sosial.

Selama ini kita selalu disuguhkan tentang buruknya distraksi, bagaimana cara menghindarinya agar kita bisa tetap fokus namun kita lupa bahwa kadang kita membuthkannya dan ada hal baik yang bisa kita ambil dari distraksi tergantung untuk apa kita melakukannya. Kita melabeli distraksi sebagai hal yang buruk karena selama ini kita menggunakannya sebagai cara untuk  meninggalkan pekerjaan yang memberi manfaat padaha jika kita menggunakannya dengan tujuan mengalihkan perhatian dari hal-hal yang kurang bermanfaat  maka distraksi tidak bisa kita anggap sebagai hal yang buruk. Pada akhirnya distraksi sama dengan hal lainnya yang bisa memberikan dampak baik atau buruk tergantung bagaimana dan untuk apa kita melakukannya.

“I used to think the worst thing in life was to end up all alone. It’s not. The worst thing in life is to end up with people that make you feel all alone.”

– Robin Williams

Berubah demi orang lain rasanya sudah menjadi hal yang biasa dan sering terjadi. Tidak jarang kita mendengar orang yang mau merubah kebiasaan buruknya demi orang lain. Misalnya ada cowok yang suka merokok demi memenangkan hati pasangannya dia rela berhenti merokok. Intinya motivasi terbesar orang-orang seperti ini berubah demi orang lain bukan karena dirinya sendiri.

Saya juga punya teman yang punya kasus yang sama. Teman saya ini memiliki pasangan dan pasangannya itu sedang gencar-gencarnya belajar agama sampai ikut semacam perkumpulan tertentu dan sering ikut kajian. Nah, teman saya ini awalnya pengetahuan agama dan penerapannya dikehidupan sehari-hari masih standar, shalat pun masih sering ditinggalkan. Tapi semenjak pasangannya sering ikut kajian dia juga ikut tapi kajiannya tentunya dengan sesama perempuan.

Pernah disatu kesempatan teman saya ini bercerita tentang kegiatannya yang mengikuti kajian dan dia bilang katanya mulai saat dia akan memperbaiki diri segi penampilan. Katanya dia mulai menggunakan rok karena awalnya terbiasa pakai celana jins dan metika mendengarnya saya berpikir kedepannya dia akan menjadi orang yang lebih religius dan tentunya itu hal yang bagus. Ternyata saya salah besar. Jadi singkat cerita dia putus dengan pacarnya mungkin setelah kurang lebih setahun setelah dia sudah mulai berubah dan coba tebak seperti apa endingnya. Yap, akhirnya dia balik ke mode awal bahkan sekarang foto-fotonya sering lepas jilbab.

Oke, saya tau kadang kita butuh disadarkan orang lain untuk berubah menjadi lebih baik tapi itu jelas tidak sama dengan menjadikan orang lain sebagai motivasi untuk berubah misalnya agar kita diterima oleh orang lain atau agar orang lain tetap bersama kita. Ketika kita melakukan perubahan demi diri sendiri kita akan konsisten dan kemudian kita akan menyadari betapa kita telah melakukan beberapa kemajuan sementara ketika orang lain yang menjadi alasan kita berubah kita bisa saja kehilangan motivasi ketika orang itu tiba-tiba meninggalkan kita.

Jadi, kebiasaan berubah demi orang lain, demi menyenangkan mereka atau bahkan demi mendapatkan pengakuan dari yang lainnya. Please, you need to stop this!

Tulisan ini terinspirasi dari salah satu conten creator yang belakangan videonya sering saya tonton di youtube. Pertama kali nonton video dengan judul Talk less, Do More milik Jake Frew ini saya langsung merasa bahwa itu salah satu sifat saya selama ini. Talk the talk. Ketika saya punya ketertarikan dengan sesuatu saya selalu menceritakannya ke orang lain, biasanya ke teman dekat. Saya pernah bilang ke teman bahwa saya ingin membuat usaha dan pernah juga saya ingin membuat cinematic video karena itu salah satu tontonan favorit saya di youtube. Tapi alih-alih ketertarikan itu  itu terwujud jadi hal yang nyata saya bahkan sudah kehilangan minat sebelum memulai. Kemudian saya mendapat video diatas dan setelah menonton saya sadar ternyata yang membuat saya selama ini tidak pernah melakukan apa yang saya inginkan karena saya menceritakannya kepada orang lain.

Selain video milik Jake Frew saya juga menemukan video lainnya yang membahas hal serupa, video dari akun TED dengan judul Keep Your Goals to yourself dan pembicaranya adalah Derek Sivers. Dalam video tersebut Derek Sivers juga menjelaskan penelitian terkait tentang hal ini dimana menurut sisi psikologi ketika kita menceritakan keinginan atau tujuan kita pada orang lain justru akan membuatnya cenderung tidak terjadi karena pikiran kita diperdaya oleh perasaan bahwa hal itu sudah terlaksana dan karena kita telah merasakan kepuasan kita jadi kurang termotivasi untuk melakukan pekerjaan nyatanya.

Setelah menonton kedua video diatas saya tidak pernah lagi mengatakan apapun tentang keinginan, tujuan bahkan hal yang sedang saya lakukan kepada orang lain agar saya tidak kehilangan motivasi untuk melakukannya.

Lakukan dulu hal yang mendekatkan kita dengan tujuan setelah itu baru kita bebas bercerita tentang apapun.

Kamu tidak butuh dukungan dari orang lain. Serius. Saya baru menyadari ini beberapa saat lalu setelah saya merasa bahwa saya sedang berjuang sendirian karena tidak ada orang yang mengerti dengan keputusan yang saya ambil. Saya juga tidak sepenuhnya memberi pengertian ke orang lain karena saya pikir percuma menjelaskan ke orang yang tidak memiliki pemikiran yang sama.

Dulu saat saya memutuskan ingin berhenti dari pekerjaan sebelumnya, orang-orang terdekat menantang keputusan yang akan saya ambil dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan. Sebelum benar-benar berhenti bekerja setiap hari saya merasa sedih karena tidak ada yang mengerti dan mendukung keputusan yang saya ambil padalhal saya berharap mendapat dukungan dari orang terdekat. Meskipun sedih tapi saya tetap dengan keputusan saya sendiri dan akhirnya saya berhenti bekerja.

Bukan hanya itu saja, ketika pendaftaran CPNS mulai dibuka orang terdekat khususnya keluarga selalu mendesak agar saya ikut mendaftar tapi karena saya tidak ingin menjadi PNS saya selalu menolak untuk ikut dan lagi-lagi mereka tidak mengerti. Disinilah saya mengerti bahwa apapun yang ingin kau lakukan, lakukan sendirian tidak perlu mengharapkan dukungan karena orang lain belum tentu memahami jalan pikiranmu apalagi keputusanmu.

Hal ini sering terjadi dimana justru orang-orang terdekat yang menjadi penantang yang berada digaris terdepan. Disaat kita sedang merasa tertekan dan butuh support system yang  terjadi malah sebaliknya. Ketika orang terdekat menentang keputusan kita mereka merasa bahwa apa yang mereka sarankan adalah hal terbaik untuk kita padahal mereka belum tentu mengetahui perasaan dan kondisi kita yang sebenarnya seperti apa. Saya tidak mengatakan untuk mengabaikan pendapat orang lain tapi orang yang paling tau tentang dirimu adalah dirimu sendiri.
Memang kita akan merasa sedih dan kecewa saat kita berharap mendapat dukungan tapi malah ditentang, namun kita juga tau kalau dukungan dari orang lain bukan hal yang bisa kita kontrol.

Jika kamu benar-banar tau apa yang kamu inginkan dan sadar akan keputusan yang kamu ambil beserta resiko dan tanggung jawab yang harus kamu hadapi kamu tidak akan lagi berharap mendapat dukungan dari orang lain karena kamu tau ini tentang hidupmu dan yang menjalaninya adalah kamu. Kalau kamu masih sering berharap mendapat dukungan dari orang lain saat membuat keputusan mulai saat ini berhentilah agar kamu tidak lagi merasa kecewa saat harapanmu tidak terjadi. Kalaupun ada orang yang lain  yang mendukungmu anggap saja itu bonus sebagai penambah semangat.

Hidupmu adalah milikmu. Keputusan sepenuhnya ada ditanganmu.