Apa hal pertama yang kalian lakukan saat bangun pagi? Ambil
gadget, buka sosmed, scrolling timeline
terus update story. Rutinitas pagi
yang hampir semua orang dengan smartphone
dalam genggamannya melakukan hal ini. Siang sampai malam hari menjelang
tidur pun tidak bisa lepas dari gadget. Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata
orang mengakses sosial media selama dua jam dalam sehari. Riset lainnya
meyatakan seseorang rata-rata mengecek smartphone
sebanyak 85 kali sehari.
Adanya sosial media tentunya memberikan berbagai dampak bagi
penggunanya baik positif maupun negatif, semua itu tergantung bagaimana kita
menggunakannya. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan bijak maka akan banyak
dampak negatif yang kita rasakan. Berdsarkan pengalaman pribadi menurut saya tiga
hal dibawah ini adalah dampak negatif dari sosial media.
1. Adiksi
Sosial media pada dasarnya
memiliki desain dan fitur yang menarik perhatian dan membuat kita ingin
terus-terusan berada disana. Contohnya fitur like pada facebook atau love pada
instagram. Selain itu adanya notifikasi yang langsung masuk ke Smartphone memiliki peran besar yang
membuat kita selalu mengecek sosial media. Kejadian paling umum saat ini yang
membuat banyak orang kecanduan dengan sosial media adalah ketika mengunggah
sesuatu ke sosial media , misalnya foto, biasanya kita akan terus-terusan
mengecek handphone bahkan setiap menit, berharap bahwa kita akan
menerima notifikasi yang isinya pemberitahuan berapa banyak orang yang sudah menyukai
foto yang kita unggah. Kejadian seperti ini akan terus berulang. Setelah
posting foto, tunggu notifikasi, bahkan tidak ada notifikasi pun kita masih
memiliki motivasi untuk mengecek sosial media.
2. Distraksi
Saat mengerjakan suatu pekerjaan sering
kali sosial media juga membuat kita terdistraksi, kehilangan fokus karena mengecek
notifikasi, membalas komentar atau hanya sekedar kepoin akun selebriti.
Misalnya sedang mengerjakan skripsi terus karena lihat ada notifikasi di sosmed
jadi ngecek notifikasinya kemudian keterusan scrolling timeline atau malah buka
akun sosmed lainnya, begini terus sampai akhirya malas melanjutkan skripsi.
Nah, kalau sudah seperti ini yang awalnya produktif jadinya malah kurang
produktif. Kita seringkali terdistraksi dengan hal yang tidak penting bahkan
dari kasus pribadi saya sendiri, kadang saat sedang ditengah-tengah mengerjakan
satu hal saya yang justru lebih dulu mengecek hanphone meskipun tidak ada notifikasi dan ini jelas sekali
berhubugan dengan poin diatas, adiksi.
3. Depresi
Depresi disini berkaitan dengan kebiasaan
kita yang entah sadar atau tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain
di sosial media, entah kita merasa kurang cantik, kurang kaya, kurang kompeten atau
bahkan kurang liburan. Melihat orang-orang di sosial media dengan segala pencapaiannya
membuat kita jadi minder dan merasa kurang puas dengan apa yang kita miliki.
Melihat postingan foto teman-teman yang sedang liburan membuat kita merasa
kalau hidup yang sedang kita jalani kurang asyik. Membanding-bandingkan diri
dengan orang lain mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan mental. Kita jadi lebih
mudah stres bahkan depresi karena kita sering terobsesi dengan sesuatu yang
tidak kita miliki atau sesuatu yang tidak sanggup kita lakukan dan itu semua
karena apa yang kita lihat dari orang lain.
Sosial media itu seperti panggung
pertunjukkan, semua orang ingin terlihat sempurna sehingga apapun yang mereka posting tentunya adalah
hal-hal baik dari diri mereka. Ingat, bahwa behind
the scene, apa yang terjadi di kehidupan nyata seringkali tidak sama dengan
yang terlihat di sosial media, belakangan pencitraan semacam jadi hal yang
biasa. Semua orang ingin terlihat mengagumkan. Semua orang ingin terlihat
bahagia dan itu bukan rahasia.