Kamu yang merasa sebagai salah satu generasi milenial,
pernah gak sih merasa kalau hidup kamu berat? Kamu yang baru resign dari pekerjaan terus pas buka
media sosial lihat ada salah satu postingan temanmu yang sedang merayakan
pencapaian di tempatnya bekerja atau lagi liburan cantik diluar kota, dan
temanmu lainnya sedang merayakan ulang tahun anaknya. Buka media sosial niatnya
mau menghibur diri eh pas lihat postingan orang-orang malah tamah bikin down.
Adanya sosial media yang dapat mempegaruhi kesehatan mental
menjadi salah satu tantangan bagi generasi milenial saat ini, selain itu masih
ada beberapa tantangan lainnya yang sebagai seorang milenial kita semua pasti
pernah merasakannya.
1.
Pekerjaan.
Tantangan pertama dan sebagai milenal kia semua pasti pernah merasakannya yaitu pekerjaan. Seperti yang kita tau saat ini untuk mendapatkan satu pekerjaan kita harus bersaing dengan banyak orang yang tetunya memiliki potensinya masing-masing. Jadi ingat cerita Papa, katanya kalau dulu dizamannya dia mulai bekerja, orang yang mau dipekerjakan biasanya perlu dicari dulu. Kira-kira situasinya seperti ini, banyak pekerjaan tapi tenaga kerjanya masih kurang.
Cerita diatas berbanding terbalik dengan keadaan yang milenial hadapi saat ini dimana tenaga kerjanya banyak tapi lapangan kerjanya sedikit. Belum lagi kualiikasi yang ditetapkan oleh perusahaan saat mencari pekerja kadang lebih mempersempit peluang bagi freshgraduate yang belum memiliki pengalaman kerja. Makannya kaum milenial bisa dibilang lebih struggle dengan pekerjaan dibanding generasi sebelumnya.
Ada lagi tantangan lainnya yang juga sering dialami oleh para milenial yaitu tuntutan orang tua yang ingin anaknya memiliki pekerjaan tertentu, misalnya anaknya harus jadi seorang PNS. Saya juga ikut merasakan tantangan yang satu ini. Saya tumbuh ditengah keluarga yang sebagian besar profesinya PNS, jadi mereka juga menuntut bahwa saya juga harus menjadi PNS seperti mereka, semebtara saya sendiri kurang tertarik dengan proesi yang satu ini.
2. Gaya hidup dan finansial
Tantangan lainnya bagi milenial setelah pekerjaan adalah gaya hidup dan finansial. Gaya hidup yang familiar bagi sebagian besar milenial saat ini tentunya tidak jauh dari fashion, makan-makan atau nongki di kafe sampai dengan liburan atau traveling. Dari fashion sendiri banyak kaum milenial yang suka membeli barang-barang mahal demi gengsi ditambah lagi dengan adanya kemudahan berbelanja lewat internet dan berbagai promo yang ditawarkan situs belanja online pada akhirnya mendorong perilaku konsumtif bagi para milenial. Gaya hidup yang seperti ini tentunya membutuhkan lebih banyak uang sehingga tidak heran jika banyak milenial yang tidak memiliki tabungan bahkan sering berutang.
3. Kesehatan mental
Bukan rahasia lagi kalau saat ini kesehatan mental juga menjadi salah satu tantangan terbesar bagi generasi milenial. Milenial bahkan dijuluki sebagai generasi burnout. Menghadapi tuntutan pada pekerjaan adalah alasan utama yang membuat para milenial mudah burout, kelelahan secara fisik dan mental. Ditambah lagi adany sosial media yang bikin kita para milenial lebih rentan terhadap gangguan mental, seperti stress, cemas, atau masalah yang hampir semua orang merasakannya yaitu insecure.
Tuntutan pada pekerjaan, masalah finansial sampai masalah hubungan entah dengan keluarga atau hubungan dengan lawan jenis semuanya bisa menjadi pemicu stres pada milenial. Meskipun demikian generasi milenial juga sudah aware dengan kesehatan mental sehingga tidak lagi segan meminta bantuan ke profesional. Apalagi saat ini juga sudah banyak orang-orang yang memiliki ilmu tentang kesehatan mental seperti psikolog yang berbagi tips lewat sosial media yang tentunya sangat membantu bagi para milenial yang sedang melakukan self healing.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai milenial agar bisa mengatasi tantangan ini?
Agar bisa menghadapi berbagai tantangan, kita sebagai mienial tentunya harus berjuang. Dimulai dari pekerjan, kita harus pandai mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan agar bisa bersaing dengan yang lainnya. Selain itu kita juga bisa megeksplor kreativitas karena orang-orang kreatif memiliki peluang tersendiri.
Tantangan pada gaya hidup dan finansial bisa disiasati dengan mulai
mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana. Hiduplah sesuai dengan kemampuan kita, tidak perlu
memaksa mengikuti gaya hidup orang lain hanya karena itu terlihat lebih keren
dan kita tidak perlu juga mengikuti semuahal-hal yang sedang tren apalagi
sampai membuat kita harus berutang. Sementara untuk masalah finansial, sudah
saatnya kita memiliki kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan dengan baik
dan mulai menabung hingga berinvestasi.
Terakhir
untuk masalah kesehatan mental, kita harus pandai mengelola perasaan stres karena
masalah sehari-hari agar tidak sampai pada penyakit mental yang lebih serius seperti
depresi. Penting juga untuk mengetahui penyebab kita merasa stres, jika
penyebabya karena terlalu sering melihat media sosial cobalah untuk istirahat
sejenak dan berhenti menggunakan medsos. Untuk masalah yang lebih serius jika
sudah mengalami gangguan mental dan sulit mengatasinya sendiri lebih baik
konsultasi dengan profesional apalagi saat ini banyak penyedia konsultasi
kesehatan mental online yang bisa diakses dengan mudah dari rumah.