Banyak orang yang menganggap sosial media memberi dampak buruk bagi penggunanya terutama dari segi kesehatan mental. Saya sendiri juga pernah  merasakan secara langsung dampak buruk dari sosial media yang membuat saya memutuskan berhenti menggunakannya. Pengalaman saya mungkin juga sering dirasakan sebagian orang yaitu sering merasa cemas setelah menggunggah foto karena penasaran dengan berapa banyak orang yang akan menyukai postingan saya atau saya akan merasa kecewa kalau jumlah like yang saya dapatkan hanya sedikit. Bagi saya perasaan cemas seperti ini sangat menggangu padahal apa yang dicemaskan sama sekali tidak penting.

Itu  pengalaman saya sebelum menyadari bahwa selain media untuk membagikan foto pribadi sosial media juga bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermafaat. Ini dia hal positif dari sosial media yang tidak saya sadari sebelumnya.

Tempat  Belajar

Dulu saya tidak pernah  menyadari bahwa media sosial bisa menjadi tempat belajar dan mengembangkan skill baru padahal banyak sekali akun-akun yang isi kontennya bisa  menambah pengetahuan. Entah ingin belajar bahasa inggris, digital marketing hingga astronomi. Tidak sedikit akun yang menyediakan konten edukasi di sosial media dan selain mudah diakses kita juga tidak perlu mengeluarkan uang alias gratis. Bukan hanya itu saat ini banyak juga akun yang membahas seputar kesehatan mental dan pengembangan diri yang bisa menambah kesadaran kita tentang pentingnya kualitas hidup dan kesehatan mental.

Tempat Berkarya

Media sosial adalah tempat untuk  memajang  foto-foto cantikmu yang sedang liburan di tempat wisata paling populer atau sedang nongki di cafe terbaru yang instagramable. Tidak, sosial media lebih dari itu. Banyak orang yang menjadikan media sosial sebagai tempat mereka berkarya, entah itu fotografi, menulis, desain grafis dan ilustrasi. Banyak penulis yang akhirya menerbitkan buku yang  hanya bermula dari postingan di media sosial atau para ilustrator dengan berbagai karyanya yang  menginspirasi banyak orang. Saya  baru menyadari bahwa seharusnya saya juga  bisa menggunakan media sosial untuk berkarya dan tentunya ini lebih baik dari sekedar mengunggah hal-hal pribadi yang kurang bermanfaat.

Tentunya masih banyak hal positif lain yang  bisa didapatkan dari media sosial seperti bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis, mempermudah kita mendapatkan informasi misalnya lowongan pekerjaan dan ada lagi yang manfaatnya tidak bisa diisepelehkan yaitu penggunaan media sosial sebagai sarana mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak orang seperti penggalangan dana yang biasanya dilakukan oleh komunitas peduli sosial.

Seperti kata orang-orang media sosial adalah alat, tergantung bagaimana kita menggunakannya. media sosial akan memberikan dampak buruk jika kita tidak bijak menggunakannya namun darinya kita juga bisa mendapatkan hal-hal baru yang bemaanfaat yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Dari pada uring-uringan dan menyalahkan media sosial sebagai pemicu depresi lebih baik ganti tujuan dan alasan kita menggunakannya, unfollow semua akun yang tidak diperlukan dan sudah saatnya kita sadar bahwa kitalah yang harus mengendalikan apa yang kita gunakan, termasuk media sosial.

Kalau kamu penggemar anime pasti tidak asing dengan anime berjudul Hyouka yang brgenre mistery. Ini salah satu anime favorit saya karena ceritanya ringan, misteri yang dipecahkan para tokoh dalam anime ini tidak begitu rumit tapi tetap menarik. Tapi saya tidak akan membahas cerita dari anime Hyouka karena ini bukan review. Saya ingin berbagi salah satu hal yang menurut saya bisa dijadikan pelajaran dari salah satu karakter di anime ini yaitu Fukube Satoshi.

Di episode 21 dari anemi Hyouka ada cerita Fukube Satoshi yang menurut saya cukup menarik, dia bercerita pada Oreki Hotaro karakter utama di anime ini kalau dulu dia adalah tipe orang yang terobsesi dengan kemenangan, jadi dia akan berusaha menang dalam hal apapun tapi dia sadar kalau itu membosankan. Fukube Satoshi juga mengakui bahwa meskipun dia menang, kemenangan itu dia raih dengan cara yang membosankan dan menurutnya kemenangan yang menyenangkan harusnya didapat dengan cara yang menyenangkan pula.

Diakhir ceritanya Satoshi mengatakan bahwa suatu hari dia menyadari semua itu lalu dia mengatakan kalimat seperti ini “Sekarang aku terobsesi pada “tidak terobsesi pada apapun." Lalu setelah itu, hidupku sungguh menyenangkan.”

Saya bukan tipe orang yang terlalu terobsesi  tapi saya pernah merasakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Satoshi bahwa hidup lebih menyenangkan ketika kita tidak lagi terobsesi. Bagi saya perasaan itu sepeti ketika saya tidak lagi berharap bahwa semua yang saya usahakan hasilnya harus sesuai dengan yang saya inginkan dan perasaan seperti ini tentunya lebih menyenangkan dan menenangkan karena saya tidak lagi berusaha mengontrol segalanya.

Lalu, bagaimana dengan orang yang terobsesi?

Orang yang terobsesi biasanya tidak bisa menerima jika apa yang dia inginkan tidak dia dapatkan. orang dengan tipe seperti ini akan mudah marah dan kecewa bahkan mereka bisa menghalalkan segala cara agar bisa memuaskan obsesinya, seperti Fukube Satoshi yang terobsesi dengan kemenangan sehingga ketika dia kalah dia marah dan tidak terima dengan kekalahannya. Itulah mengapa orang seperti ini hidupnya membosankan karena dia hanya fokus pada obsesinya bahkan sampai lupa cara bersenang-senang.

Terobsesi pada sesuatu bisa membuatmu rentan dengan perasaan kecewa dan itu terjadi jika kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan. Kamu boleh saja mengejar atau menginginkan sesuatu tapi jangan sampai terobsesi. Ada hal-hal di hidup ini yang hanya bisa kau perjuangkan namun tidak bisa kau menangkan. Ada hal-hal yang tidak berada dalam kontrolmu. Seperti bermain game kadang menang dan kadang kalah. Begitu juga ketika kau menginginkan sesuatu, jika pada akhirnya tidak bisa kau dapatkan dan menjadi milikmu maka kau harus bisa mengikhlaskan.

Pelajaran yang bisa diambil dari Fukube Satoshi bahwa berhenti terobsesi akan membuat hidup kita menjadi lebih menyenangkan. Kita akan terhindar dari perasaan kecewa berlebihan, kita akan  berbesar hati mengikhlaskan sesuatu yang memang tidak bisa kita miliki dan kita juga lebih sanggup menerima kekalahan. So, lepaskan obsesimu dan sambutlah hidup yang lebih menyenangkan.