Kamu Tipe Perfeksionis yang Mana?

April 16, 2021

 


Pernah gak sih kamu ngelakuin kesalahan sampai kamu kepikiran terus bahkan sampai gak bisa memaafkan dirimu sendiri karena sudah melakukannya? Kalau kamu pernah mengalami hal semacam ini mungkin kamu orang yang perfeksionis karena salah satu ciri orang yang perfeksionis biasanya tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk melakukan kesalahan.

Bagi saya sifat perfeksionis ini cukup mengganggu karena dulu saya juga pernah mengalaminya. Saya tidak bisa menerima ketika saya melakukan kesalahan. Jadi dibanding menerima kesalahan yang sudah terjadi saya justru memikirkan kemungkinan hal yang bisa mencegah saya melakukan kesalahan. Bukan hanya itu, saya juga ingin segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana tanpa peduli bahwa kadang ada hal-hal yang tidak sepenuhnya bisa kita kontrol yang bisa membuat rencana kita justru gagal.

Kalau kamu juga memiliki sifat perfeksionis yang perlu kamu ketahui sifat perfeksionis bisa memberikan dampak negatif namun bisa juga memberi dampak positif bagi diri sendiri, tergantung sifat perfeksionis mana yang kamu miliki. Menurut salah satu Professor Psikologi bernama Don Hamacheck  sifat perfeksionis terbagi menjadi 2 jenis yaitu perfeksionis adaptif dan perfeksionis maladaptif.

Perfeksionis Adaptif

Perfeksionis adaptif adalah jenis perferksionis yang sehat atau memiliki dampak positif. Orang yang memiliki sifat ini mempunyai standar yang tinggi terhadap diri sendiri ataupun orang lain namun tetap bisa menerima kesalahan yang mereka lakukan. Jadi mereka yang termasuk perfeksionis adaptif meskipun mendambakan kesempurnaan mereka tetap sanggup menerima kegagalan dan mereka juga tidak mengkritik diri sendiri secara berlebihan ketika melakukan kesalahan.

Perfeksionis Maladaptif

Perfeksionis maladaptif adalah jenis perfeksionis yang tidak sehat atau lebih banyak memberikan dampak negatif. Orang yang memiliki jenis perfeksionis yang satu ini terlalu terobsesi dengan kesempurnaan sehingga mereka tidak bisa menerima kegagalan atau kesalahan yang sudah terlanjur dilakukan. Selain itu orang dengan perfeksionis adaptif biasanya cenderung merasa kurang percaya diri dan meragukan usaha yang mereka lakukan apakah sudah baik atau belum, inilah yang membuat mereka lebih rentan terhadap perasaan stres.

Lalu bagaimana cara menghilangkan sifat perfeksionis yang negatif?

Seperti halnya kebiasaan, untuk menghilangkan sifat yang sudah lama ada pada diri kita tentunya tidak mudah dan butuh waktu. Kamu bisa pelan-pelan menerima bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar begitupun dengan kegagalan.

Sifat perfeksionis ini seringkali membuatmu merasa bahwa kamu tidak cukup baik dalam melakukan suatu hal sehingga ketika dihadapkan dengan kegagalan kamu akan lebih mudah merasa kecewa. Agar kamu tidak merasa terlalu kecewa saat mengalami kegagalan cobalah untuk menghargai setiap usaha yang sudah kamu lakukan. Ingat untuk berkembang kamu tidak hanya butuh kritikan tapi juga butuh menghargai dirimu sendiri.  Satu lagi yang perlu kamu ingat bahwa ada hal-hal atau situasi yang tidak bisa kamu kontrol sepenuhnya dan kamu harus bisa menerima itu.

Sifat perfeksionis bisa membuat kita menjadi lebih baik namun juga bisa menghambat  produktivitas atau justru membuat diri kita tidak berkembang.

Nah, kalau kamu termasuk perfeksionis yang mana?

Semoga dengan mengetahui sifat perfeksionis yang kamu miliki kamu menjadi lebih mengenali dirimu sendiri dan menyadari mana yang positif yang bisa membantumu mengembangkan potensi yang ada pada dirimu dan juga bisa memperbaiki hal-hal negatif yang memberikan dampak buruk pada kehidupanmu,  sehingga kamu bisa lebih percaya diri dalam setiap usahamu untuk mencapai keberhasilan.


You Might Also Like

0 Comments

Popular Posts

Subscribe